Minggu, 25 Maret 2012

Hati-hati virus game online

Game Online "Virus" Generasi Muda

Siapa yang tidak kenal game. Yah, permainan yang dilakukan untuk mengisi waktu dan
kesenangan. Berbagi perspektif tentang game, menurut seorang desainer game Chirs Crawforg
mendefinisikan game sebagai suatu permainan yang memiliki tantangan, agen aktif terhadap
siapa Anda bersaing dan sebuah teka-teki , jika ada satu, itu adalah konflik.


Dulu, game online dikenal sejak 1953 dimana game berawal dari permainan tennis yang
dilakukan dua player di komputer yang berbeda. Game dianggap sebagai sarana untuk menuju
dewasa dan untuk mencerdaskan daya pikir dari anak-anak hingga dewasa.
Namun, kini game online modern sudah menggunakan koneksi internet, ada yang
menggunakan web browser, ada yang menggunakan sistem virtual. Game online memliki
banyak jenis mulai dari game strategi, petualangan dan peperangan. Tidak perlu dipungkiri game
online diminati semua kalangan, mulai anak-anak hingga paruh baya dan meningkatnya sarana
penyedia seperti warung internet (warnet) dan biasa disebut game center.


Setelah beberapa game center saya jelajahi, ternyata peminatnya kebanyakan dari
kalangan pelajar dari sekolah dasar hingga mahasiswa. Tak ayal, bahkan ada sebagian waktunya
dihabiskan dari makan hingga tidur di warnet, hanya untuk bermain game, waktu dan sekolah
yang mementukan masa depan pun harus jadi taruhannya.
Setelah melihat fenomena ini, saya teringat sahabat saya sejak SMA, sebut saja Doni, ia
mengalami adiksi terhadap game online, awalnya ia hanya sekedar mencoba-coba game terbaru
keluaran 2007, game yang dikenal Point Blank, akhirnya ia kecanduan.


Doni rela mengeluarkan uangnya Rp 20.000 uang jajannya dari orang tuanya. Dia selalu
bolos sekolah, hanya untuk ke warnet. Orang tuanya sering memperingatkan Doni, bahkan
uang jajannya tidak diberikan saat pergi ke sekolah.Akibatnya, Doni menggambil langkah
negatif untuk mencuri uang orang tuanya. Tak, lama kemudian langkah Doni diketahui oleh
orangtuanya, akhirnya tindak kekerasan menjadi solusi. Karena tidak terima atas tingkah
orangtuanya, Doni pun minggat dari rumah. Setelah beberapa hari, keberadan Doni terlacak,
ternyata dia tinggal di warnet dan main game sepanjang hari dengan mengutang ke warnet.
Kabar terakhir, Doni telah putus sekolah.


Pertanyaannya mengapa game bisa membuat adiksi seseorang seperti narkoba, rokok
dan miras? Menurut pendapat beberapa psikolog, game bisa mengakibatkan adiksi (kecanduan)
ketika game tersebut sudah berada ‘pintu terdalam’ dari diri manusia, dimana ada hasrat
melawan dan membenarkan bahwa tindakan itu benar yang tidak bisa dilawan nalar sehat
manusia. Dan juga adanya daya saing antar sesama gamer dan hasrat menjadi yang terbaik.
Game online juga menjadi masalah negara di seluruh dunia, seperti Amerika.“Gara-
gara sebuah game, seorang pemuda di Amerika Serikat nekat menusuk temannya sendiri.
Bahkan anak-anak yang kecanduan bermain game sering membolos dari sekolahnya agar bisa
melanjutkan petualangannya di dunia maya, dikutip dari ketok.com

Pengontrolan orangtua seharunya dapat mencegah supaya buah hati tidak adiksi terhadap
game. Perlunya pengarahan dan tidak melarang secara terpaksa akibatnya buah hati Anda akan
sembunyi-sembunyi bermain game. Jika sudah adiksi terhadap game, langkah bijak bagi orang
tua memberikan izin kepada anak untuk bermain game dengan beberapa syarat dan perjanjian
yang harus ditaati sang anak.

0 komentar:

Posting Komentar